Senin, 15 Februari 2016

Menyusuri Keindahan Sungai Musi dan Seisinya

Sumatera Selatan sangat terkenal akan landmark Sungai Musinya. Maka itu, jika anda tengah berada di Sumatera Selatan, sempatkanlah diri untuk mengunjungi sungai terpanjang di Sumatera ini. Panjang Sungai Musi sekitar 750 kilometer dan bisa diibaratkan seperti perjalanan dari Kota Bandung sampai Kota Malang. Sungai Musi membelah daerah Palembang menjadi terbagi dua yaitu Seberang Ilir dan Seberang Ulu.

 Menyusuri Sungai Musi menjadi hal wajib bagi para wisatawan untuk mengetahui seluk-beluk Palembang. Selama menyusuri Musi, wisatawan akan melihat aktivitas nelayan Sungai Musi, rumah-rumah rakit, Pulau Kemaro, pagoda, dan kelenteng umat Buddha. Masyarakat Palembang mengandalkan sungai ini sebagai alat penyeberangan dari Ulu ke Ilir maupun dari Ilir ke Ulu, sehingga wisatawan akan melihat banyaknya perahu motor yang hilir mudik. Bagi Palembang sendiri, sungai ini merupakan pusat perekonomian.

Menyusuri Sungai Musi dan Seisinya

 Di pinggiran Sungai Musi terdapat pasar 16 Ilir dan pasar bawah Ampera yang menjadi tempat bertemunya masyarakat Palembang untuk bertransaksi jual beli. Selain itu, Sungai Musi juga dijadikan sebagai sarana rekreasi. Di pinggirnya terdapat plaza Benteng Kuto Besak yang dijadikan tempat bersantai sambil menikmati suasana Sungai Musi. Akan lebih menyenangkan lagi jika menikmati Sungai Musi di atas perahu. Untuk menyusuri Sungai Musi, wisatawan bisa menggunakan perahu motor ataupun perahu ketek yang disewakan. Di tepian Sungai Musi, ada banyak penyewa kapal yang akan mendatangi wisatawan untuk menawarkan jasanya. Tarif perahu motor berkisar Rp 250.000, sedangkan perahu ketek berkisar Rp 150.000. Tarif perahu motor lebih mahal dikarenakan menggunakan mesin diesel, sedangkan perahu ketek merupakan perahu tradisional. Kebanyakan wisatawan menggunakan jasa kapal ini untuk mengunjungi Pulau Kemaro yang berada di tengah Sungai Musi. Di Pulau Kemaro, wisatawan bisa melihat pagoda sembilan lantai, kelenteng, dan patung Dewa Cina. Berada di pulau ini serasa berada di Cina.

Sungai Musi

Sungai Musi yang menjadi pusat perekonomian sangat menunjang kehidupan masyarakat Palembang. Sebagian masyarakat ada yang menjual BBM, mencari ikan, mencari pasir, dan melayani transportasi bagi masyarakat yang ingin menyeberang ataupun ingin berwisata. Dengan keraifan lokalnya, sungai ini menjadi berkat bagi masyarakat sekitar sungai. Selain untuk memperbaiki perekonomian, masyarakat sekitar juga memanfaatkan air sungai untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari, seperti mandi, buang air besar, dan mencuci. Selain dimanfaatkan oleh masyarakat, Sungai Musi juga dimanfaatkan oleh perusahaan di sekitar Sungai Musi, untuk mendatangkan bahan baku dan mengirimkan produk dengan menggunakan kapal. Tidaklah heran bila banyak kapal besar yang hilir mudik di perairan ini. Beberapa perusahaan yang ada di sepanjang Sungai Musi yaitu PT. Pupuk Sriwijaya, Pelabuhan Boom Baru, dan PT. Pertamina. Bila malam hari, suasana Sungai Musi akan tampak lebih teduh dengan ramainya lampu warna-warni yang menghiasi Ampera. Air sungai pun seakan ikut bercahaya.

 Bicara mengenai kuliner, tidaklah sulit mencari panganan khas Palembang di sekitar Sungai Musi. Di tepian sungai, terdapat deretan warung makan yang menyediakan kuliner Palembang, seperti pempek, model, pindang patin, sate padang dan jenis makanan lainnya. Tidak jauh dari pelataran Benteng Kuto Besak, terdapat perahu tongkang yang dijadikan restoran dua lantai bernama River Side Restaurant. Bedanya dengan pasar kuliner di tepian Sungai Musi, harga makanan-minuman di restoran ini relatif lebih mahal. Bila ingin berbelanja oleh-oleh, wisatawan bisa mencarinya di Pasar 16 Ilir di tepian Sungai Musi.

Sungai Musi berada di pusat kota Palembang, maka itu tidaklah sulit untuk mencapainya. Semua angkutan umum dan bus di kota Palembang melewati areal Sungai Musi dan Ampera. Cuaca Palembang cukup panas. Oleh karena itu, kenakanlah pakaian berbahan katun agar nyaman dan topi ataupun payung agar terlindungi dari panas matahari.

Menyusuri Sungai Musi tidak hanya bicara soal rekreasi dan membuang penat, tapi juga bicara soal kehidupan masyarakat yang kehidupannya sangat bergantung pada perairan, seperti halnya masyarakat Palembang yang sangat bergantung pada Sungai Musi. Bila tidak ada Sungai Musi, tidak ada air, tidak ada ikan, tidak ada perahu yang bisa disewakan kepada wisatawan, dan tidak ada sumber daya yang bisa dimanfaatkan untuk melanjutkan hidup. Dengan menyusuri Sungai Musi, kita bisa belajar bersyukur bila bisa tetap hidup tanpa harus bergantung sepenuhnya kepada

Tidak ada komentar:

Posting Komentar